.....!!!!

.....!!!!

Jumat, 15 Mei 2015

sifat kimia dan fisika


1. Kelarutan
Kebanyakan klorida larut dalam air, seperti Merkurium ( I ) Klorida, (Hg2Cl2), Perak Klorida, ( AgCl), Timbel Klorida, (PbCl2) yang ini larut sangat sedikit dalam air dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih, sedangkan tembaga ( I ) klorida, (CuCl), bismut oksiklorida, (BiOCl), stibium oksiklorida, (SbOCl), dan Merkurium ( II ) oksiklorida, (Hg2OCl2), tak larut dalam air. Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, pakailah larutan natrium klorida, NaCl, 0,1M.


2. Analisa Kualitatif
Analisa klorida secara kualitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:
Dengan larutan Perak NitratJika larutan encer suatu senyawa klorida direaksikan dengan larutan
perak nitrat, akan terjadi endapan putih bergumpal yang tidak larut dalam asam nitrt encer dan
mudah larut dalam amonia, dengan mengasamkan larutan amoniakal ini dengan asam nitrat encer
akan terbentuk endapan kembali.endapan putih yang terjadi berupa perak klorida yang tidak akan
larut kembali dalam asam nitrat encer. Dengan penambahan amonia, terjadi komplek perak
diamonium yang larut. Jika larutan yang mengandung ion klor ini diasamkan, perak klorida akan
terbentuk kembali dan akan mengendap.

        Dengan Kalium Permanganat atau Mangan DioksidaJika suatu senyawa klorida dipanaskan dengan kalium permanganat atau mangan dioksida, akan terjadi uap yang berwarna hijau pucat dan menyebabkan kertas kanji-kalium iodida berwarna biru. Dengan mengoksidasi kalium permanganat atau mangan dioksida akan terjadi klor yang akan mengoksidasi iodida dalam kertas kalium menjadi iod, yang kemudian dengan amilum memberikan warna biru (Roth. H. J. 1998).

3. Analisis Klorida Secara Kuantitatif
Analisa klorida secara kuantitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya analisa secara titrimetri dengan menggunakan metode argentometri. Metode yang sering digunakan pada penetapan klorida adalah metode argentometri. Metode argentometri (titrasi pengendapan) yang tergolong pada pemeriksaan kimia secara titrimetri / volumetri.

a. Pengertian
Titrimetri atau analisa volumetri adalah salah satu cara pemerikasaan jumlah zat kimia yang luas penggunaannya. Cara ini sangat menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan cepat, ketelitian dan ketepatan cukup tinggi, juga dapat digunakan untuk menentukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat yang berbeda-beda.

b. Prinsip                                            
Dalam larutan netral atau sedikit basa, kalium kromat dapat menunjukan titik akhir titrasi klorida dengan perak nitrat. Perak klorida yang terbentuk diendapkan secara kuantitatif sebelum warna merah perak kromat terbentuk.
Reaksi
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
AgNO+ KCl AgCl + KNO3

Dalam titrasi pengendapan zat yang ditentukan bereaksi dengan zat pentiter membentuk senyawa yang sukar larut dalam air, syarat-syaratnya:
a) Terjadinya kesetimbangan serbaneka harus berlangsung cukup cepat;
b) 4 Zat yang akan ditentukan akan bereaksi secara stoikiometri dengan zat pentiter;
c) Endapan yang terbentuk harus sukar larut sehingga terjamin Harus tersedia cara npenentuan titik akhir yang sesuai.
d) kesempurnaan reaksi sampai 99,9%;
Beberapa cara titrasi pengendapan yang melibatkan ion perak, diantaranya adalah cara mohr, cara volhard dan cara fajans. Pada cara mohr ion-ion halida (Cl-, Br-, I-) ditentukan dengan larutan baku perak nitrat, dengan memakai ion kromat atau peralatan yang sesuai untuk menentukan titik akhir titrasi. Titrasi larutan ion klorida 0,1 M dengan cara mohr, reaksinya sebagai berikut:
                                                 Ag + Cl- AgCl
Cara titrasi volhard dapat pula digunakan untuk menetukan ion-ion halida dengan cara titrasi kembali. Penentuan ion klorida agak rumit dengan titrasi ini, lantaran kelarutan AgCl lebih tinggi daripada kelarutan AgSCN, maka pada penentuan ion klorida dengan cara volhard, titrasi harus dihentikan pada saat timbulnya warna merah pertama kali, atau titrasi kembali dilakukan setelah AgCl dipisahakan terlebih dahulu.

4. Pemakaian Titrasi Pengendapan
Pada umumnya titrasi pengendapan didasarkan pada penggunaan larutan baku perak nitrat sehingga cara titrasi ini sering dinamakan titrasi argentometri. Pada titrasi ini biasanya digunakan larutan baku perak nitrat 0,1 M dan larutan baku Kalium Tiosianat 0,1 M. Kedua pereaksi ini dapat diperoleh sebagai zat baku utama, namun kalium tiosianat agak mudah menyerap air sehingga larutannya perlu dibakukan dengan larutan perak nitrat. Kedua larutan baku ini cukup mantap selama dalam penyimpanan asalkan disimpan dalam wadah kedap udara dan terlindung dari cahaya.
Pelarut yang dugunakan harus air betul-betul murni, atau air suling. Kalau tidak kekeruhan akan muncul lantaran pengaruh ion klorida yang ada di dalam air. Jika larutan itu disaring, kemudian dibakukan dengan NaCl secara gravimetri.
Selain larutan kalium tiosianat, larutan amonium tiosianat 0,1 M sering pula dipakai sebagai larutan baku di dalam titrasi argentometri. Namun, karena amonium tiosianat sangat mudah menyerap air, maka harus dibakukan dulu dengan larutan baku perak nitrat memakai cara titrasi volhard. (Rivai, H. 1995).

5. Ion-ion Pengganggu
Ion-ion yang dapat mengganggu dalam penetapan kadar klorida metode argentometri atau pengendapan adalah: Bahan-bahan yang terdapat dalam air minum dalam jumlah yang normal tidak mengganggu; Bromida, iodida, dan sianida ekivalen dengan konsentrasi klorida; Ion sulfida, ferri sulfat dan sulfat menggaggu, tetapi dapat dihilangkan dengan penambahan hidrogen peroksida; Ion sulfida, ferri sulfat dan sulfat menggaggu, tetapi dapat dihilangkan dengan penambahan hidrogen peroksida; Ortofosfat yangn lebih dari 25 mg/L mengganggu dengan membentuk endapan perak fospat; Besi yang lebih dari 10 mg/L mengaburkan titik akhir.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar