.....!!!!

.....!!!!

Selasa, 24 Juni 2014

P3K TERHADAP KORBAN TERKENA ASAM DAN BASA/ MENELAN BASA

P3K TERHADAP KORBAN TERKENA ASAM DAN BASA/ MENELAN BASA
Ø Tujuan praktikum      :
1.      Untuk mengetahui P3K terhadap korban terkena asam yang mengenai kulit
2.      Untuk mengetahui P3K terhadap korban terkena asam yang dihirup
3.      Untuk mengetahui P3K terhadap korban terkena asam dengan mengeluarkan racun yang masuk kedalam tubuh
4.      Untuk mengetahui apa yang harus diberikan terhadap korban yang keracunan asam
5.       Untuk mengetahui P3K terhadap korban terkena/menelan asam dan basa berdasarkan jenis peracunnya.

Ø Dasar teori :
Pertolongan pertama yaitu pemberian pertolongan, atau pengobatan untuk waktu yang singkat dengan tujuan untuk mencegah maut jika bahaya maut sudah ada, untuk mencegah dari bahaya cacat, untuk mencegah infeksi, dan untuk mencegah rasa sakit. Bahaya maut misalnya : penderita berada dalam keadaan shock (gugat), dan pendarahan yang hebat. Bahaya cacat dibedakan menjadi 2 macam yaitu cacat rohani dan cacat jasmani. Cacat rohani (sakit jiwa) yaitu kecelakaan yang mengenai otak. Cacat jasmani yaitu cacat yang timbul karena kehilangan salah satu anggota badan, mata, kaki, atau tangan (1).
Asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan PH < 7. Dalam defnisi modern asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat yang lain (yang disebut asam), atau dapat menerima electron bebas dari dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat ( digunakan dalambaterai atau aki mobil ) (1).
Suatu asam bereaksi dalam suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Asam umumya berasa masam, tapi cairan asam pekat sangat berbahaya dapat merusak kulit dan mata. Jika terpercik asam pekat bisa berakibat kebutaan. Jika kena asam pekat harus segera dicuci atau diberikan susu, air kelapa dan soda kue (2).
Basa adalah senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika larut dalam pelarut air. Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/ senyawa kimia yang memiliki PH > 7. Contoh : kalsium hidroksida ( terdapat pada plester ), magnesium hidroksida ( terdapat diantasida ), ammonium hidroksida (terdapat dipelarut desinfektan ) (1).
Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Jika terkena basa harus diberi putih telur, kapur sirih, garam dan jeruk nipis (2).
Mata merupakan salah satu indra dan pancaindra yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Terlebih-lebih dengan majunya tkhnologi, indra penglihatan yang baik merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Mata merupakan bagian yang sangat  peka. Walaupun mata mempunyai system pelindung yang cukup baik seperti rongga orbita, kelopak, dan jaringan lemak retro bulbar selain terdapatnya reflex memejam atau mengedip mata masih sering mendapat trauma dari dunia luar. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata dan kelopak, saraf mata dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan. Trauma pada mata memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan (1).
Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan sumber panas atau suhu dingin yan tinggi, sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya dan radiasi. Jenis luka bakar dapat beraneka ragam dan memiliki penanganan yang berbeda akibat luka bakar tersebut. Luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaingan epidermal yang mengakibatkan kerusakan yang berada ditempat yang lebih dalam dari akhir system persarafan. Korban luka bakar dapat mengalami berbagai macam komplikasi yang fatal termasuk diantaranya kondisi yang shock, infeksi, ketidakseimbangan elektrolit (inbalance elektrolit )dan masala distress pernafasan. Selain komplikasi yang berbentuk fisik, luka bakar dapat juga menyebabkan distress emosional (trauma) dan psikologis yang berat dikarenakan cacat akibat lika bakar dan bekas luka (1).

Ø  Alat dan bahan :
·         Alat :
ü  Gelas
ü  Sendok makan
ü  Pipet
ü  Piring
·         Bahan :


ü  Air
ü  Jeruk nipis
ü  Soda kue
ü  Kapur sirih
ü  Telur ayam kampung
ü  Air kelapa
ü  Susu
ü  garam



Ø Prosedur kerja :
A.      Racun mengenai kulit :
1.      Melepaskan pakaian korban yang tersiram racun.
2.      Membilas bagian tubuh korban yang terkena racun dengan bersih.
3.      Penolong harus berhati-hati agar tidak terkena racun.
B.      Racun yang terhirup:
1.      Menjauhkan korban dari sumber gas beracun.
2.      Penolong sebaiknya memakai alat pelindung pernafasan atau masker.
3.      Mengendorkan pakaian korban yang mengganggu gerak nafas.
C.      Mengeluarkan racun yang masuk dalam tubuh.
1.      merangsang muntah untuk membersihkan lambung dengan jalan menyentuhkan tenggorokan bagian atas (ovalu) dengan jari tangan atau dengan memberi banyak minum air garam sampai lambung bersih.
D.     Keracunan yang bersifat asam dapat diberikan :
1.      Memberikan 2 gelas susu pada korban yang keracunan.
2.      Memberikan 2 sendok soda kue dalam satu gelas air pada korban yang keracunan.
3.      Memberikan air kapur sirih (kapur sirih yang direndam dalam air) pada koban yang keacunan.







Ø  HASIL

A.      Keracunan yang bersifat asam
·         Memberikan 2 gelas susu pada korban yang keracunan.
                       


·         Memberikan 2 sendok soda kue dalam 1 gelas air pada korban yang keracunan.

·         Memberikan segelas air kelapa pada korban keracunan.




·         Memberikan perasan jeruk nipis kedalam segelas air pada korban yang keracunan.





Ø  Kesimpulan :
            Setelah melakukan praktikum ini ;
1.      Mahasiswa dapat mengetahui P3K terhadap korban terkena asam yang mengenai kulit.
2.      Mahasiswa dapat mengetahui P3K terhadap korban terkena asam yang dihirup.
3.      Mahasiswa dapat mengetahui P3K terhadap korban terkena asam dengan mengeluarkan racun yang masuk kedalam tubuh.
4.      Mahasiswa dapat mengetahui apa yang harus diberikan terhadap korban yang keracunan asam.
5.      Mahasiswa dapat mengetahui P3K terhadap korban terkena/ menelan asam dan basa berdasarkan jenis peacunnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar