P3K TERHADAP KORBAN TERKENA ASAM DAN
BASA/ MENELAN BASA
Ø Tujuan praktikum :
1.
Untuk mengetahui P3K terhadap korban terkena asam yang
mengenai kulit
2.
Untuk mengetahui P3K terhadap korban terkena asam yang
dihirup
3.
Untuk mengetahui P3K terhadap korban terkena asam dengan
mengeluarkan racun yang masuk kedalam tubuh
4.
Untuk mengetahui apa yang harus diberikan terhadap korban
yang keracunan asam
5.
Untuk mengetahui
P3K terhadap korban terkena/menelan asam dan basa berdasarkan jenis peracunnya.
Ø Dasar teori :
Pertolongan
pertama yaitu pemberian pertolongan, atau pengobatan untuk waktu yang singkat
dengan tujuan untuk mencegah maut jika bahaya maut sudah ada, untuk mencegah
dari bahaya cacat, untuk mencegah infeksi, dan untuk mencegah rasa sakit.
Bahaya maut misalnya : penderita berada dalam keadaan shock (gugat), dan
pendarahan yang hebat. Bahaya cacat dibedakan menjadi 2 macam yaitu cacat
rohani dan cacat jasmani. Cacat rohani (sakit jiwa) yaitu kecelakaan yang
mengenai otak. Cacat jasmani yaitu cacat yang timbul karena kehilangan salah
satu anggota badan, mata, kaki, atau tangan (1).
Asam adalah
senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan
PH < 7. Dalam defnisi modern asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton
(ion H+) kepada zat yang lain (yang disebut asam), atau dapat menerima electron
bebas dari dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam asetat
(ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat ( digunakan dalambaterai atau aki mobil
) (1).
Suatu asam
bereaksi dalam suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Asam
umumya berasa masam, tapi cairan asam pekat sangat berbahaya dapat merusak
kulit dan mata. Jika terpercik asam pekat bisa berakibat kebutaan. Jika kena
asam pekat harus segera dicuci atau diberikan susu, air kelapa dan soda kue
(2).
Basa adalah
senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika larut dalam pelarut air.
Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/ senyawa kimia
yang memiliki PH > 7. Contoh : kalsium hidroksida ( terdapat pada plester ),
magnesium hidroksida ( terdapat diantasida ), ammonium hidroksida (terdapat
dipelarut desinfektan ) (1).
Kekuatan basa
sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan
dan konsentrasi larutan basa tersebut. Jika terkena basa harus diberi putih telur,
kapur sirih, garam dan jeruk nipis (2).
Mata merupakan
salah satu indra dan pancaindra yang sangat penting untuk kehidupan manusia.
Terlebih-lebih dengan majunya tkhnologi, indra penglihatan yang baik merupakan
kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Mata merupakan bagian yang sangat peka. Walaupun mata mempunyai system
pelindung yang cukup baik seperti rongga orbita, kelopak, dan jaringan lemak
retro bulbar selain terdapatnya reflex memejam atau mengedip mata masih sering mendapat
trauma dari dunia luar. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata dan
kelopak, saraf mata dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan
atau memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan. Trauma pada
mata memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang
lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan (1).
Luka bakar
merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang
diakibatkan sumber panas atau suhu dingin yan tinggi, sumber listrik, bahan
kimiawi, cahaya dan radiasi. Jenis luka bakar dapat beraneka ragam dan memiliki
penanganan yang berbeda akibat luka bakar tersebut. Luka bakar dapat merusak
jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaingan epidermal yang mengakibatkan
kerusakan yang berada ditempat yang lebih dalam dari akhir system persarafan.
Korban luka bakar dapat mengalami berbagai macam komplikasi yang fatal termasuk
diantaranya kondisi yang shock, infeksi, ketidakseimbangan elektrolit
(inbalance elektrolit )dan masala distress pernafasan. Selain komplikasi yang
berbentuk fisik, luka bakar dapat juga menyebabkan distress emosional (trauma)
dan psikologis yang berat dikarenakan cacat akibat lika bakar dan bekas luka
(1).
Ø Alat dan bahan :
·
Alat :
ü
Gelas
ü
Sendok makan
ü
Pipet
ü
Piring
·
Bahan :
ü
Air
ü
Jeruk nipis
ü
Soda kue
ü
Kapur sirih
ü
Telur ayam kampung
ü
Air kelapa
ü
Susu
ü
garam
Ø Prosedur kerja :
A.
Racun mengenai kulit :
1.
Melepaskan pakaian korban yang tersiram racun.
2.
Membilas bagian tubuh korban yang terkena racun dengan
bersih.
3.
Penolong harus berhati-hati agar tidak terkena racun.
B.
Racun yang terhirup:
1.
Menjauhkan korban dari sumber gas beracun.
2.
Penolong sebaiknya memakai alat pelindung pernafasan atau
masker.
3.
Mengendorkan pakaian korban yang mengganggu gerak nafas.
C.
Mengeluarkan racun yang masuk dalam tubuh.
1.
merangsang muntah untuk membersihkan lambung dengan jalan
menyentuhkan tenggorokan bagian atas (ovalu) dengan jari tangan atau dengan
memberi banyak minum air garam sampai lambung bersih.
D. Keracunan yang
bersifat asam dapat diberikan :
1.
Memberikan 2 gelas susu pada korban yang keracunan.
2.
Memberikan 2 sendok soda kue dalam satu gelas air pada
korban yang keracunan.
3.
Memberikan air kapur sirih (kapur sirih yang direndam
dalam air) pada koban yang keacunan.
A.
Keracunan yang bersifat asam
·
Memberikan 2 gelas susu pada korban yang keracunan.
·
Memberikan 2 sendok soda kue dalam 1 gelas air pada
korban yang keracunan.
·
Memberikan segelas air kelapa pada korban keracunan.
·
Memberikan perasan jeruk nipis kedalam segelas air pada
korban yang keracunan.
Ø Kesimpulan :
Setelah melakukan praktikum ini ;
1.
Mahasiswa dapat mengetahui P3K terhadap korban terkena
asam yang mengenai kulit.
2.
Mahasiswa dapat mengetahui P3K terhadap korban terkena
asam yang dihirup.
3.
Mahasiswa dapat mengetahui P3K terhadap korban terkena
asam dengan mengeluarkan racun yang masuk kedalam tubuh.
4.
Mahasiswa dapat mengetahui apa yang harus diberikan
terhadap korban yang keracunan asam.
5.
Mahasiswa dapat mengetahui P3K terhadap korban terkena/
menelan asam dan basa berdasarkan jenis peacunnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar