sifat kimia dan fisikaSifat Kimia dan Fisika
1. Kelarutan
Kebanyakan
klorida larut dalam air, seperti Merkurium ( I ) Klorida, (Hg2Cl2),
Perak Klorida, ( AgCl), Timbel Klorida, (PbCl2) yang ini larut
sangat sedikit dalam air dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih,
sedangkan tembaga ( I ) klorida, (CuCl), bismut oksiklorida, (BiOCl), stibium
oksiklorida, (SbOCl), dan Merkurium ( II ) oksiklorida, (Hg2OCl2),
tak larut dalam air. Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, pakailah larutan
natrium klorida, NaCl, 0,1M.
2. Analisa Kualitatif
Analisa
klorida secara kualitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:
Dengan
larutan Perak Nitrat
Jika
larutan encer suatu senyawa klorida direaksikan dengan larutan perak
nitrat, akan terjadi endapan putih bergumpal yang tidak larut dalam asam nitrt
encer dan mudah larut dalam amonia, dengan mengasamkan larutan amoniakal ini
dengan asam nitrat encer akan terbentuk endapan kembali.endapan putih yang
terjadi berupa perak klorida yang tidak akan larut kembali dalam asam nitrat
encer. Dengan penambahan amonia, terjadi komplek perak diamonium yang larut.
Jika larutan yang mengandung ion klor ini diasamkan, perak klorida akan
terbentuk kembali dan akan mengendap.
Dengan
Kalium Permanganat atau Mangan Dioksida
Jika
suatu senyawa klorida dipanaskan dengan kalium permanganat atau mangan
dioksida, akan terjadi uap yang berwarna hijau pucat dan menyebabkan kertas
kanji-kalium iodida berwarna biru. Dengan mengoksidasi kalium permanganat atau
mangan dioksida akan terjadi klor yang akan mengoksidasi iodida dalam kertas
kalium menjadi iod, yang kemudian dengan amilum memberikan warna
biru (Roth. H. J. 1998).
3. Analisis Klorida
Secara Kuantitatif
Analisa
klorida secara kuantitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya
analisa secara titrimetri dengan menggunakan metode argentometri. Metode yang
sering digunakan pada penetapan klorida adalah metode argentometri. Metode
argentometri (titrasi pengendapan) yang tergolong pada pemeriksaan kimia secara
titrimetri / volumetri.
a. Pengertian
Titrimetri
atau analisa volumetri adalah salah satu cara pemerikasaan jumlah zat kimia
yang luas penggunaannya. Cara ini sangat menguntungkan karena pelaksanaannya
mudah dan cepat, ketelitian dan ketepatan cukup tinggi, juga dapat digunakan
untuk menentukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat yang berbeda-beda.
b. Prinsip
Dalam
larutan netral atau sedikit basa, kalium kromat dapat menunjukan titik akhir
titrasi klorida dengan perak nitrat. Perak klorida yang terbentuk diendapkan
secara kuantitatif sebelum warna merah perak kromat terbentuk.
Reaksi
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Dalam
titrasi pengendapan zat yang ditentukan bereaksi dengan zat pentiter membentuk
senyawa yang sukar larut dalam air, syarat-syaratnya:
a) Terjadinya
kesetimbangan serbaneka harus berlangsung cukup cepat;
b) 4
Zat yang akan ditentukan akan bereaksi secara stoikiometri dengan zat pentiter;
c) Endapan
yang terbentuk harus sukar larut sehingga terjamin Harus tersedia cara penentuan titik
akhir yang sesuai.
d) kesempurnaan
reaksi sampai 99,9%;
Beberapa
cara titrasi pengendapan yang melibatkan ion perak, diantaranya adalah cara
mohr, cara volhard dan cara fajans. Pada cara mohr ion-ion halida (Cl-,
Br-, I-) ditentukan dengan larutan baku perak nitrat,
dengan memakai ion kromat atau peralatan yang sesuai untuk menentukan
titik akhir titrasi. Titrasi larutan ion klorida 0,1 M dengan cara mohr,
reaksinya sebagai berikut:
Ag - + Cl- AgCl
Cara
titrasi volhard dapat pula digunakan untuk menetukan ion-ion halida dengan cara
titrasi kembali. Penentuan ion klorida agak rumit dengan titrasi ini, lantaran
kelarutan AgCl lebih tinggi daripada kelarutan AgSCN, maka pada penentuan ion
klorida dengan cara volhard, titrasi harus dihentikan pada saat timbulnya warna
merah pertama kali, atau titrasi kembali dilakukan setelah AgCl
dipisahakan terlebih dahulu.
4. Pemakaian Titrasi
Pengendapan
Pada
umumnya titrasi pengendapan didasarkan pada penggunaan larutan baku perak
nitrat sehingga cara titrasi ini sering dinamakan titrasi argentometri. Pada
titrasi ini biasanya digunakan larutan baku perak nitrat 0,1 M dan larutan baku
Kalium Tiosianat 0,1 M. Kedua pereaksi ini dapat diperoleh sebagai zat baku
utama, namun kalium tiosianat agak mudah menyerap air sehingga larutannya perlu
dibakukan dengan larutan perak nitrat. Kedua larutan baku ini cukup mantap
selama dalam penyimpanan asalkan disimpan dalam wadah kedap udara dan
terlindung dari cahaya.
Pelarut
yang dugunakan harus air betul-betul murni, atau air suling. Kalau tidak
kekeruhan akan muncul lantaran pengaruh ion klorida yang ada di dalam air. Jika
larutan itu disaring, kemudian dibakukan dengan NaCl secara gravimetri.
Selain
larutan kalium tiosianat, larutan amonium tiosianat 0,1 M sering pula dipakai
sebagai larutan baku di dalam titrasi argentometri. Namun, karena amonium
tiosianat sangat mudah menyerap air, maka harus dibakukan dulu dengan larutan
baku perak nitrat memakai cara titrasi volhard. (Rivai, H. 1995).
5. Ion-ion
Pengganggu
Ion-ion
yang dapat mengganggu dalam penetapan kadar klorida metode argentometri atau
pengendapan adalah: Bahan-bahan yang terdapat dalam air minum dalam jumlah yang
normal tidak mengganggu; Bromida, iodida, dan sianida ekivalen dengan
konsentrasi klorida; Ion sulfida, ferri sulfat dan sulfat menggaggu, tetapi
dapat dihilangkan dengan penambahan hidrogen peroksida; Ion sulfida, ferri
sulfat dan sulfat menggaggu, tetapi dapat dihilangkan dengan penambahan
hidrogen peroksida; Ortofosfat yangn lebih dari 25 mg/L mengganggu dengan
membentuk endapan perak fospat; Besi yang lebih dari 10 mg/L mengaburkan titik
akhir.
adu mama sayang eeeeeeeeeeeeeeeeeeeee............
BalasHapus