Pengambilan spesimen merupakan salah
satu dari serangkaian proses yang dilakukan sebelum melakukan pemeriksan
laboratorium. Supaya spesimen memenuhi syarat untuk diperiksa, maka proses
pengambilan spesimen harus dilakukan dengan mengikuti kaidah yang benar.
Spesimen yang memenuhi syarat adalah : jenisnya sesuai dengan pemeriksaan yang
akan dilakukan, volumenya mencukupi untuk tiap jenis pemeriksaan, kondisinya
layak untuk diperiksa (segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna, steril,
tidak menggumpal), antikoagulan yang digunakan sesuai, dan ditampung dalam
wadah yang memenuhi syarat.
Sebelum melakukan pengambilan spesimen, lakukan persiapan-persiapan seperti berikut ini :
1. Persiapan pasien.
Beritahukan kepada pasien tentang hal-hal apa yang harus dilakukan dan tidak
boleh dilakukan oleh pasien sebelum dilakukan pengambilan spesimen.
o
Persiapan secara umum, seperti : puasa selama 8-10 jam sebelum pengambilan
spesimen (untuk pemeriksaan glukosa darah puasa, profil lipid, profil besi),
tidak melakukan aktifitas fisik yang berat, tidak merokok, tidak minum alkohol,
dsb.
o
Jika pasien harus melakukan pengambilan spesimen sendiri (urin, dahak,
faeses), jelaskan tata cara pengambilannya. Misalnya : kapan harus diambil,
bagaimana menampung spesimen dalam wadah yang disediakan, mencuci tangan
sebelum dan setelah mengambil spesimen, membersihkan daerah genital untuk
pengambilan sampel urin, dsb.
o
Jika pengambilan spesimen bersifat invasif (misalnya pengambilan sampel
darah, cairan pleura, ascites, sumsum tulang, dsb), jelaskan macam tindakan
yang akan dilakukan.
2. Peralatan sampling.
Pastikan semua peralatan sampling telah disiapkan sesaat sebelum sampling. Penting
untuk diperhatikan bahwa semua peralatan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
o
bersih
o
kering
o
tidak mengandung detergent atau bahan kimia
o
terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesimen
o
steril, apalagi jika spesimen akan diperiksa biakan (kultur) kuman
o
sekali pakai buang (disposable)
o
wadah spesimen tidak retak atau pecah, mudah dibuka atau ditutup rapat,
besar/ukurannya sesuai dengan volume spesimen yang diambil.
3. Antikoagulan
Antikoagulan adalah
bahan kimia yang dipergunakan untuk mencegah pembekuan darah. Umumnya yang
digunakan adalah EDTA (ethylendiamin tetraaceticacid), natrium citrat,
heparin dan natrium fosfat. Pemilihan antikoagulan harus sesuai dengan jenis
pemeriksaan dan takaran volumenya harus tepat. Mengenai antikoagulan akan dibahas
pada postingan yang lain.
4. Lokasi sampling.
Sebelum melakukan sampling, tetapkan lokasi pengambilan sesuai dengan jenis
spesimen yang diperlukan.
o
Darah vena umumnya diambil dari vena median cubiti pada daerah lengan di
lipatan siku bagian dalam. Vena ini besar, cukup terlihat, paling sedikit sakit
dan kecil kemungkinan memarnya.
o
Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis di daerah pergelangan
tangan.
o
Darah kapiler diambil dari ujung jari tangan, yaitu jari tengah atau jari
manis. Pada bayi diambil pada tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki.
o
Spesimen untuk biakan kuman diambil pada daerah yang sedang infeksi,
kecuali darah dan cairan otak.
o
Sumsum tulang orang dewasa diambil pada tulang dada dancrista iliaca anterior dan posterior. Pada anak-anak diambil pada bagian proksimal tibia.
o
Lokasi pengambilan spesimen tidak boleh terdapat luka, hematoma, infeksi,
oedema. Untuk pengambilan spesimen darah, selain tidak dilakukan pada
tempat-tempat tersebut, juga tidak boleh dilakukan pada daerah dimana darah sedang
ditransfusikan dan intravena lines (infus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar